Kemenko Infrastruktur Dorong Percepatan Inovasi Anak Muda untuk Majukan Ekonomi Biru melalui Program BISA
Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko Infra) menegaskan komitmennya dalam mendorong percepatan inovasi anak muda guna memajukan sektor ekonomi biru nasional. Komitmen ini ditunjukkan melalui dukungan terhadap inisiatif Blue Innovative Startup Acceleration (BISA), program kolaboratif lintas sektor hasil sinergi antara Pemerintah Indonesia, Sekretariat AIS Forum, UNDP Indonesia, dan UK-Indonesia Tech Hub dari Kedutaan Besar Inggris Jakarta.
Dukungan Kemenko Infra terhadap program BISA disampaikan langsung oleh Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah, Agraria, dan Tata Ruang, Nazib Faizal, dalam pembukaan Pitching Session CBO dan Startup BISA Program yang digelar pada Rabu (4-6-2025).
Program BISA bertujuan mengakselerasi peran generasi muda dalam pembangunan ekonomi biru dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan pesisir dan perdesaan. Pendekatannya dilakukan dengan menyinergikan potensi startup teknologi, organisasi sosial masyarakat, dan aktivisme mahasiswa dalam satu ekosistem inovasi kolaboratif.
Dalam pitching session hari ini, sebanyak 18 kelompok inovator muda dan penggerak lokal dari berbagai daerah di Indonesia mempresentasikan solusi konkret yang mereka kembangkan selama tiga bulan terakhir melalui collaboration lab BISA.
“Program BISA hadir sebagai bentuk nyata kolaborasi dan inovasi lintas sektor yang menempatkan anak muda sebagai motor perubahan. Di tengah tantangan ketimpangan wilayah, kemiskinan pesisir, dan dampak perubahan iklim, kita butuh terobosan yang mampu menjawab masalah dari akar rumput, di tingkat perdesaan dan komunitas masyarakat,” ujar Deputi Nazib.
Ia menekankan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi luar biasa di sektor kelautan dan pesisir. Namun, pemanfaatan sektor ekonomi biru masih belum optimal dan memerlukan terobosan inovatif yang berkelanjutan. Beragam solusi yang ditawarkan peserta BISA mencakup teknologi bioteknologi rumput laut, energi terbarukan, hingga pengelolaan limbah dan penyediaan air bersih berbasis tenaga surya.
Deputi Nazib juga menegaskan pentingnya dukungan nyata dari seluruh pemangku kepentingan, mulai dari kementerian/lembaga, BUMN, sektor swasta, hingga masyarakat sipil.
“Kita tidak boleh hanya hadir sebagai penonton. Dukungan terhadap anak muda dan inovasi tidak cukup hanya sebatas slogan. Kita perlu berkomitmen untuk mendampingi mereka hingga inovasi yang dihasilkan benar-benar berdampak bagi masyarakat,” tegasnya.
Sebagai bentuk tindak lanjut konkret dari pitching hari ini, Kemenko Infra akan mengundang berbagai mitra potensial, termasuk kementerian/lembaga terkait dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN), untuk bersama-sama mengidentifikasi alternatif pendanaan yang dapat mendukung implementasi berbagai solusi inovatif hasil program BISA. Selain itu, Kemenko Infra juga akan menyediakan booth khusus bagi para synergy group yang dikoordinasikan oleh Sekretariat AIS Forum dalam ajang International Conference on Infrastructure (ICI) 2025. Kehadiran mereka dalam forum internasional ini diharapkan dapat memperluas eksposur, jejaring, dan membuka peluang kolaborasi lebih luas.
Ke-18 synergy group yang tergabung dalam program BISA berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, antara lain Parongpong RAW Lab bersama Anambas Foundation di Kepulauan Riau; CONTAINDER bersama Smash.id dan Prevented Ocean Plastic Southeast Asia di Bali; Liburdulu.id bersama Bakau Institute di Bangka Belitung; serta kolaborasi Collabit dengan POKMASWAS Sandominggo dan Ruang Kolaborasi Perempuan di Larantuka. Kolaborasi lainnya melibatkan Koperasi Marin Agri Sejahtera bersama IJO dan Ternakin di Bintan; Mitra Samya dan Oceankita di NTB; Natural Aceh bersama Olat Maras di Sumbawa; serta MYCL bersama UNPAD dan Borneo Ocean Nauly di Bontang.
Sementara itu, di wilayah timur Indonesia, terdapat kolaborasi PT Gempacs Energi Biru dengan Yellow Boat di Pulau Alor, NTT; Aerasea bersama Komunitas TERAS di Matarombeo Karst, Sulawesi Tenggara; Aquabloom dan Lombok Research Center di NTB; Crustea bersama PT Narasi Desa Nusantara di Klaten, Jawa Tengah; serta SIAB Indonesia bersama Yayasan Arkom Indonesia di Palu, Sulawesi Tengah. Kolaborasi lainnya meliputi Puffer dan Yayasan Romang Celebes (YRC) Indonesia di Talo, Sulawesi Selatan; Ravelware dan Yayasan Lestari Mulia di Takalar, Sulawesi Selatan; Kelompok Konservasi Teripang Touna bersama Fistx di Sulawesi Tengah; Archipelago Biotechnology Indonesia bersama Yayasan TERANGI di Pulau Komodo, NTT; serta Evoware dan Coastal Environmental & Fisheries di Lombok, NTB.
Acara pitching ini diharapkan menjadi titik awal terbentuknya kemitraan konkret antara sektor publik, swasta, dan komunitas inovator dalam mempercepat transisi menuju pembangunan wilayah yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis potensi lokal—khususnya di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil Indonesia.
“Seperti pesan Menko AHY kepada kami di Kemenko Infra, semoga langkah kecil hari ini menjadi awal dari dampak besar yang menjangkau seluruh pelosok negeri,” pungkas Deputi Nazib.
No.SP-144/INFRA/HUMAS/VI/2025
Biro Data, Komunikasi, dan Informasi Publik,
Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan
Instagram: @kemenkoinfra
X: @kemenkoinfra
YouTube: @kemenkoinfra
#KemenkoInfrastruktur #KemenkoInfra
#MenkoAHY
#InfrastrukturUntukSemua #MemperkuatInfrastruktur #MembangunEkonomi
Dukungan Kemenko Infra terhadap program BISA disampaikan langsung oleh Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah, Agraria, dan Tata Ruang, Nazib Faizal, dalam pembukaan Pitching Session CBO dan Startup BISA Program yang digelar pada Rabu (4-6-2025).
Program BISA bertujuan mengakselerasi peran generasi muda dalam pembangunan ekonomi biru dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan pesisir dan perdesaan. Pendekatannya dilakukan dengan menyinergikan potensi startup teknologi, organisasi sosial masyarakat, dan aktivisme mahasiswa dalam satu ekosistem inovasi kolaboratif.
Dalam pitching session hari ini, sebanyak 18 kelompok inovator muda dan penggerak lokal dari berbagai daerah di Indonesia mempresentasikan solusi konkret yang mereka kembangkan selama tiga bulan terakhir melalui collaboration lab BISA.
“Program BISA hadir sebagai bentuk nyata kolaborasi dan inovasi lintas sektor yang menempatkan anak muda sebagai motor perubahan. Di tengah tantangan ketimpangan wilayah, kemiskinan pesisir, dan dampak perubahan iklim, kita butuh terobosan yang mampu menjawab masalah dari akar rumput, di tingkat perdesaan dan komunitas masyarakat,” ujar Deputi Nazib.
Ia menekankan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi luar biasa di sektor kelautan dan pesisir. Namun, pemanfaatan sektor ekonomi biru masih belum optimal dan memerlukan terobosan inovatif yang berkelanjutan. Beragam solusi yang ditawarkan peserta BISA mencakup teknologi bioteknologi rumput laut, energi terbarukan, hingga pengelolaan limbah dan penyediaan air bersih berbasis tenaga surya.
Deputi Nazib juga menegaskan pentingnya dukungan nyata dari seluruh pemangku kepentingan, mulai dari kementerian/lembaga, BUMN, sektor swasta, hingga masyarakat sipil.
“Kita tidak boleh hanya hadir sebagai penonton. Dukungan terhadap anak muda dan inovasi tidak cukup hanya sebatas slogan. Kita perlu berkomitmen untuk mendampingi mereka hingga inovasi yang dihasilkan benar-benar berdampak bagi masyarakat,” tegasnya.
Sebagai bentuk tindak lanjut konkret dari pitching hari ini, Kemenko Infra akan mengundang berbagai mitra potensial, termasuk kementerian/lembaga terkait dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN), untuk bersama-sama mengidentifikasi alternatif pendanaan yang dapat mendukung implementasi berbagai solusi inovatif hasil program BISA. Selain itu, Kemenko Infra juga akan menyediakan booth khusus bagi para synergy group yang dikoordinasikan oleh Sekretariat AIS Forum dalam ajang International Conference on Infrastructure (ICI) 2025. Kehadiran mereka dalam forum internasional ini diharapkan dapat memperluas eksposur, jejaring, dan membuka peluang kolaborasi lebih luas.
Ke-18 synergy group yang tergabung dalam program BISA berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, antara lain Parongpong RAW Lab bersama Anambas Foundation di Kepulauan Riau; CONTAINDER bersama Smash.id dan Prevented Ocean Plastic Southeast Asia di Bali; Liburdulu.id bersama Bakau Institute di Bangka Belitung; serta kolaborasi Collabit dengan POKMASWAS Sandominggo dan Ruang Kolaborasi Perempuan di Larantuka. Kolaborasi lainnya melibatkan Koperasi Marin Agri Sejahtera bersama IJO dan Ternakin di Bintan; Mitra Samya dan Oceankita di NTB; Natural Aceh bersama Olat Maras di Sumbawa; serta MYCL bersama UNPAD dan Borneo Ocean Nauly di Bontang.
Sementara itu, di wilayah timur Indonesia, terdapat kolaborasi PT Gempacs Energi Biru dengan Yellow Boat di Pulau Alor, NTT; Aerasea bersama Komunitas TERAS di Matarombeo Karst, Sulawesi Tenggara; Aquabloom dan Lombok Research Center di NTB; Crustea bersama PT Narasi Desa Nusantara di Klaten, Jawa Tengah; serta SIAB Indonesia bersama Yayasan Arkom Indonesia di Palu, Sulawesi Tengah. Kolaborasi lainnya meliputi Puffer dan Yayasan Romang Celebes (YRC) Indonesia di Talo, Sulawesi Selatan; Ravelware dan Yayasan Lestari Mulia di Takalar, Sulawesi Selatan; Kelompok Konservasi Teripang Touna bersama Fistx di Sulawesi Tengah; Archipelago Biotechnology Indonesia bersama Yayasan TERANGI di Pulau Komodo, NTT; serta Evoware dan Coastal Environmental & Fisheries di Lombok, NTB.
Acara pitching ini diharapkan menjadi titik awal terbentuknya kemitraan konkret antara sektor publik, swasta, dan komunitas inovator dalam mempercepat transisi menuju pembangunan wilayah yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis potensi lokal—khususnya di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil Indonesia.
“Seperti pesan Menko AHY kepada kami di Kemenko Infra, semoga langkah kecil hari ini menjadi awal dari dampak besar yang menjangkau seluruh pelosok negeri,” pungkas Deputi Nazib.
No.SP-144/INFRA/HUMAS/VI/2025
Biro Data, Komunikasi, dan Informasi Publik,
Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan
Instagram: @kemenkoinfra
X: @kemenkoinfra
YouTube: @kemenkoinfra
#KemenkoInfrastruktur #KemenkoInfra
#MenkoAHY
#InfrastrukturUntukSemua #MemperkuatInfrastruktur #MembangunEkonomi