Kemenko Infra Percepat Pembangunan Jalan Tol Semarang–Demak Terintegrasi Untuk Atasi Banjir ROB

Kemenko Infra Percepat Pembangunan Jalan Tol Semarang–Demak Terintegrasi Untuk Atasi Banjir ROB

JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, terus mendorong percepatan proyek strategis nasional, salah satunya pembangunan Jalan Tol Semarang – Demak yang terintegrasi dengan tanggul laut. Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan konektivitas dan efisiensi logistik, namun juga mengatasi permasalahan banjir ROB  yang selama ini melanda wilayah Kaligawe, Genuk, Sayung hingga kawasan industri Terboyo.

“Pembangunan Jalan Tol Semarang – Demak adalah contoh konkret bagaimana pembangunan infrastruktur harus terintegrasi dengan sistem pengendalian banjir dan pengembangan wilayah. Ini bukan hanya soal jalan, tetapi tentang keselamatan, efisiensi ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator, Ayodhia G.L. Kalake saat berkunjung ke lokasi.

Dalam keterangannya, Sesmenko Ayodhia menegaskan bahwa proyek ini merupakan bentuk nyata sinergi lintas Kementerian dan Lembaga dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan infrastruktur yang tidak hanya fungsional, namun juga tangguh terhadap perubahan iklim dan bencana alam.  Langkah ini diharapkan dapat menjadi model pengelolaan banjir terpadu di kota-kota pesisir lainnya.

“Pembangunan Jalan Tol Semarang – Demak adalah contoh konkret bagaimana pembangunan infrastruktur harus terintegrasi dengan sistem pengendalian banjir dan pengembangan wilayah. Ini bukan hanya soal jalan, tetapi tentang keselamatan, efisiensi ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan,” ujar Sesmenko Ayodhia.

Ia juga menekankan bahwa keberhasilan proyek ini akan berdampak signifikan terhadap pengurangan waktu tempuh dari 60 menit saat macet menjadi hanya 10 menit. Selain itu, banjir ROB yang selama ini merendam kawasan pesisir akan dapat tertanggulangi melalui sistem tanggul laut dan kolam retensi yang telah dirancang secara komprehensif.

Sesmenko Ayodhia menyampaikan bahwa pengendalian banjir dalam proyek ini juga diperkuat dengan pembangunan kolam retensi di Terboyo dan Sriwulan, serta sistem rumah pompa yang mampu mengalirkan debit air dari sungai-sungai utama ke laut. Selain infrastruktur fisik, proyek ini juga mencakup revegetasi mangrove seluas ±46,3 hektar sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan mitigasi perubahan iklim.

“Pembangunan tidak boleh meninggalkan lingkungan. Karena itu, revegetasi mangrove dan manajemen area disposal menjadi bagian integral dari rencana besar ini,” tambah Sesmenko Ayodhia.

Proyek ini ditargetkan rampung secara keseluruhan pada April 2027 dengan manfaat jangka panjang berupa efisiensi biaya logistik dari Rp25.235/trip menjadi hanya sekitar Rp4.205/trip serta peningkatan nilai lahan pada kawasan-kawasan yang semula terendam menjadi lahan produktif seluas ±576 hektar.

Sesmenko Ayodhia turut didampingi oleh Deputi Bidang  Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Muhammad Rachmat Kaimuddin, Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Arif Rahman, Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas Rustam Efendi, S.E., Ak., M.M.

 

SP-244/INFRA/HUMAS/VII/2025

#MenkoAHY
#KemenkoInfrastruktur
#KemenkoInfra
#InfrastrukturUntukSemua

Biro Data, Komunikasi, dan Informasi Publik
Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan

Instagram: @kemenkoinfra
X: @kemenkoinfra
YouTube: @kemenkoinfra